MODUL
MANAJEMEN KEPERAWATAN
(MPKP)
PENDAHULUAN
Sejalan
dengan makin meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat, maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kesehatan tampak makin
meningkat pula. Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan tersebut tidak ada
upaya lain yang dapat dilakukan kecuali menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang sebaik-baiknya.
Pelayanan
keperawatan yang terorganisir, memerlukan perawat menejer atau administrator
yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kompetensi pada semua aspek
manajemen. Perawat menejer siap terhadap perubahan dan mampu menghadapi
tantangan dari lingkungan yang selalu berubah dan menggalang system pendukung
untuk yang lain.
Era
globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat,
sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga
berupaya mengembangkan model praktik keperawatan profesional (MPKP).
MPKP
adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan,
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.
Saat ini,
praktik pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum
mencerminkan praktik pelayanan profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan
yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan
klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas. Pilar-pilar
profesional diaplikasikan dalam bentuk aktivitas-aktivitas pelayanan
profesional yang terdiri dari pilar manajemen keperawatan, compensatory reward,
profsional relationship, dan pasien care
delivery, yang kesemua pilar ini memiliki kegiatan dasar MPKP dengan model MPKP yang berbeda. Namun pada buku saku ini penulis hanya
memaparkan satu pilar saja yaitu pilar manajemen keperawatan.
A.
Manajemen
Keperawatan
Pelayanan keperawatan adalah pelayanan
yang dilakukan oleh banyak orang sehingga perlu menerapkan manajemen yaitu
dalam bentuk manajemen keperawatan. Manajemen keperawatan adalah suatu proses
bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan, pengobatan
dan bantuan terhadap para pasien (Gillies, 1989) dalam (Nursalam, 2007)
Model prakrik keperawatan professional
(MPKP)nadalah suatu system (sturktur, proses, dan nilai-nilai
professional)nyang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menompang pemberian asuhan tersebut
(Hoffart & Woods,1996) dalam (sitorus, 2006). Sebagai suatu model berarti
ruang rawat tersebut menjadi contoh teladan dalam praktik keperawatan
professional. Oleh karena itu proses manajemen harus dilaksanakan dengan
disiplin untuk menjamin pelayanan yang diberikan kepada pasien atau keluarga
merupakan praktik yang profesional.
B.
PENDEKATAN
MANAJEMEN DI MPKP
Di
ruang MPKP pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk proses manajemen yang
terdiri dari tahapan proses:
1.
PERENCANAAN
(PLANNING)
Perencanaan
adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang
akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan (Siagian, 19990)
Kegiatan
perencanaan dalam praktik keperawatan profesional merupakan upaya meningkatkan
profesionalisme dalam pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan bukan saja
dapat dipertahankan tapi bisa terus meningkat sampai tercapai derajat kepuasan
tertinggi bagi penerima jasa pelayanan keperawatan dan pelaksana pelayanan itu
sendiri.
Jenis-jenis
perencanaan terdiri dari:
Rencana
jangka panjang, rencana jangka menengah, dan rencana jangka pendek. Perencanaan
jangka panjang disebut juga perencanaan strategis yang disusun untuk 3-10 tahun.
Perencanaan jangka menengah dibuat dan berlaku 1-5 tahun sedangkan perencanaan
jangka pendek dibuat 1 jam sampai dengan 1 tahun. Hirarki dalam perencanaan
terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan, dan prosedur (marquis
& Houston, 1998).
Kegiatan
perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusa, visi, filosofi dan
kebijakan.
a.
Visi Di Ruang MPKP
Visi
adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk serta
tujuan organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai landasan perencanaan
organisasi.
b.
Misi Di Ruang MPKP
Misi
adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai visi yang
telah ditetapkan.
c.
Filosofi Di Ruang MPKP
Filosofi
adalah seperangkat nilai-nilai yang menjadi rujukan semua kegiatan dalam
organisasi dalam menjadi landasan dan arahan seluruh perencanaan jangka
panjang. Nilai-nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu
d.
Kebijakan Di Ruang MPKP
Kebijakan
adalah pernyataan yang menjadi acuan
organisasi dalam pengambil keputusan.
Jenis perencanaan yang diterapkan
di ruang MPKP terdiri dari:
1)
Rencana harian
Rencana
harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan
perannya masing-masing yang dibuat dalam setiap shift. Isi kegiatan disesuaikan
dengan fungsi dan peran perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan
dan dilengkapi pada saat operan dan pre conference
a) Rencana
harian kepala ruangan, meliputi:
·
Asuhan keperawatan
·
Supervisi katim dan
perawat pelaksana
·
Supervisi tenaga selain
perawat dan kerjasama dengan unit lain yang terkait
b) Rencana
harian ketua tim
·
Penyelenggaraan asuhan
keperawatan pasien kepada tim yang menjadi tanggung jawabnya
·
Melakukan supervisi
perawat pelaksana
·
Kolaborasi dengan
dokter atau tim kesehatan yang lain
·
Alokasi pasien sesuai
perawat yang dinas
c) Rencana
harian perawat pelaksana
Isi
rencana harian pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang
dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shift sore dan
malam agak berbeda jika hanya 1 orang dalam 1 tim maka perawat tersebut
berperan sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan
pre dan post conference.
d) Penilaian
rencana harian perawat
Setiap
ketua tim mempunyai instrumen rencana harian perawat setiap harinya. Pada akhir
bulan dapat dihitung presentasi pembuatan rencana harian masing-masing perawat.
Rumus
pembuatan rencana harian (RH) perawat:
2) Rencana
bulanan
a) Rencana
bulanan Karu
Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan
evaluasi hasil keempat pilar atau nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi
tersebut kepala ruangan akan membuat rencana tindak lanjut dalam rangka
peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan Karu adalah:
·
Membuat jadwal dan memimpin
case conference
·
Membuat jadwal dan
memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
·
Membuat jadwal dinas
·
Membuat jadwal dan
memimpin rapat bulanan perawat
·
Melakukan jadwal dan
memimpin rapat tim kesehatan
·
Membuat jadwal
supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
·
Melakukan audit
dokumentasi
·
Membuat laporan bulanan
b) Rencana
bulanan ketua tim
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan
evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan ditimnya.
Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah:
·
Mempresentasikan kasus
dalam case conference
·
Memimpin pendidikan
kesehatan kelompok keluarga
·
Melakukan supervisi
perawat pelaksana
3) Rencana
tahunan
Setiap
akhir tahun kepala ruangan melakukan evaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun
yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana
tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup :
a)
Menyusun lapotan
tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan (aktivitas yang
sudah dilaksanakan dari empat pilar praktek profesional) serta evaluasi mutu
pelayanan.
b)
Melaksanakan rotasi tim
untuk penyegaran anggota masing-masing tim
c)
Penyegaran terkait
dengan materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah pencapaiannya. Ini
bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan meningkatkannya
di masa mendatang.
d)
Pengembangan SDM dalam
bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana menjadi katim,
katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal, membuat
jadwal untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.
2.
PENGORGANISASIAN
(ORGANIZING)
Pengorganisasian
kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan pendekatan sistem
penugasan modifikasi: keperawatan Tim-Primer. Secara vertical ada kepala
ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab
terhadap sejumlah pasien. Pengorganisasian di ruang MPKP terdiri dari :
a.
Struktur
organisasi Ruang MPKP
Struktur organisasi
ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Tim-Primer keperawatan. Ruang MPKP
dipimpin oleh kepala ruangan yang membawahi dua atau lebih ketua tim. Ketua tim
berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa perawat pelaksana yang
memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien.
Struktur organisasi tersebut digambarkan dalam bagan:
1)
Pendekatan
Manajemen
a)
Perencanaan
§
Mengembangkan visi dan
misi
§
Mempunyai filosofi
§
Menetapkan rencana
jangka pendek
§
Merencanakan dan
memfasilitasi ketersediaan fasilitas yang dibutuhkan di ruangan
§
Melakukan kegiatan
administrasi dan surat menyurat
§
Melakukan pertemuan
rutin dengan semua perawat setiap bulan untuk membahas kebutuhan di ruangan
§
Merencanakan dan
melaksanakan evaluasi mutu asuhan keperawatan (bersama dengan CCM)
§
Membuat peta risiko di
ruang rawat
b)
Pengorganisasian
·
Membuat struktur
organisasi
·
Mengatur pembagian
tugas jaga rawat (jadwal dinas) bersama ketua tim
·
Membuat daftar pasien
bersama ketua tim
·
c)
Pengarahan
·
Memimpin operan
·
Mengawasi dan mengarahkan
kegiatan pre dan post conference
·
Memberi motivasi pada
tim perawat di ruangan
·
Mendelegasikan tugas
kepada bawahan dengan jelas
§
Bila PP cuti, tugas dan
tanggung jawab PP dapat didelegasikan kepada PA senior (wakil PP pemula yang
ditunjuk) tetapi tetap di bawah pengawasan kepala ruang rawat dan CCM
·
Memfasilitasi
kolaborasi dengan anggota tim kesehatan yang lain dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan
·
Mengawasi perawat
primer dan perawat pelaksana dalam mengelola pasien melalui komunikasi langsung
·
Memperoleh informasi
tentang pelaksanaan asuhan keperawatan melalui supervisi dan mendengarkan
laporan langsung dari perawat primer
·
Melakukan pengawasan
tidak langsung:
§
Mengecek daftar hadir
ketua tim, perawat pelaksana, pekarya, dan petugas TU
§
Mengecek kedisiplinan
·
Membimbing siswa atau
mahasiswa (bekerja sama dengan pembimbing klinik) dalam pemberian asuhan
keperawatan di ruangan, dengan mengikuti sitem MPKP yang sudah ada
·
Menciptakan dan
memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan klien/keluarga dan tim kesehatan
lain, antara lain, kepala ruang rawat mengingatkan kembali klien/keluarga
tentang perawat/tim yang bertanggung jawab terhadap mereka di ruangan
·
Melaksanakan pembinaan
terhadap PP dan PA dalam hal implementasi MPKP termasuk sikap dan tingkah laku
professional
d)
Pengendalian
·
Mengatur dan
mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan
·
Mengadakan diskusi
dengan staf untuk memecahkan masalah di ruangan
·
Menetapkan indikator
mutu
·
Melakukan audit dokumen
·
Melakukan survey
kepuasaan terhadap keluarga, perawat, dokter
·
Melakukan survey
masalah kesehatan/keperawatan
·
Memeriksa kelengkapan
persediaan status keperawatan minimal 5 set setiap hari
·
Memantau dan
mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga yang ada di ruangan, membuat DP3,
dan usulan kenaikan pangkat
2)
Compensatory
Reward
a) Melakukan
rekruitmen tenaga perawat
b) Melakukan
seleksi tenaga perawat
c) Melakukan
orientasi
d) Melakukan
penilaian kinerja
e) Melakukan
pengembangan tenaga perawat
3)
Hubungan
Profesional
a) Memimpin
rapat keperawatan
b) Mengawasi
pelaksanaan konferensi kasus
c) Mengikuti
rapat tim kesehatan
d) Mengawasi
pelaksanaan visite dokter
4)
Asuhan
Keperawatan
Menguasai asuhan
keperawatan
c.
Tugas
Dan Tanggung Jawab Perawat Primer (Pp)
1)
Pendekatan
manajemen
a)
Perencanaan
·
Melakukan pengkajian
terhadap klien baru atau melengkapi pengkajian yang sudah dilakukan PP pada
sore, malam, atau hari libur
·
Menetapkan renpra
berdasarkan analisis standar renpra sesuai dengan hasil pengkajian
·
Bekerja sama dengan CCM
dengan mengindentifikasikan issue yang memerlukan pembuktian sehingga tercipta
evidence based practice (EBP)
·
Membuat perencanaan
pulang
·
Membuat jadwal dinas
bersama kepala ruangan
·
Membuat daftar pasien
bersama kepala ruangan
·
Menetapkan PA yang
bertanggung jawab pada setiap klien, setiap kali giliran jaga ( shift).
Pemabgian klien berdasarkan pada jumlah klien, tingkat ketergantungan klien,
dan tempat tidur yang berdekatan. Bila pada satu tugas jaga (shift) PP
didampingi oleh 2 orang PA, maka semua klien dibagi pada kedua PA sebagai
penganggungjawabnya. PP akan membimbing dan membantu PA dalam memberikan Askep.
Bila PP hanya didampingi 1 orang PA pada satu tugas jaga maka jumlah klien yang
menjadi tanggung jawab PP adalah sebanyak 20 % dank lien tersebut termasuk
klien dengan tingkat ketergantungan minimal serta klien lainnya menjadi
tanggung jawab PA. Pnenetapan ini dimaksudkan agar PP memiliki waktu untuk
membimbing dan membantu PA di bawah tanggung jawabnya dalam memberikan Askep
·
Menjelaskan renpra yang
sudah ditetapkan kepada PA di bawah tanggung jawabnya sesuai klien yang dirawat
(pre conference)
c)
Pengarahan
·
Memimpin kegiatan ronde
keparawatan, konfrensi kasus, pre dan
post conference
·
Memberikan pengarahan
pada perawat pelaksana masing-masing secara individual
·
Memberi motivasi kepada
perawat pelaksana (terutama perawat dalam timnya)
·
Mendelegasikan tugas
kepada perawat pelaksana secara jelas
2)
Compensatory
reward
a) Melakukan
orientasi kepada perawat baru
b) Melaukan
penilaian kinerja
3)
Hubungan
professional
a) Memimpin
konfrensi kasus
b) Mendampingi
dokter visite klien di bawah tanggung jawabnya. Bila PP tidak ada, visite
didampingi oleh PA sesuai timnya
4)
Asuhan
keperawatan
Menguasai asuhan keperawatan
a)
Melakukan kontrak
dengan klien/ keluarga pada awal masuk ruangan sehingga tercipta hubungan
terapeutik. Hubungan ini dibina secara terus menerus pada saat melakukan
pengkajian/tindakan kepada klien/keluarga. Panduan orientasi ini sebaiknya
delaminating dan digantung di kamar klien sehingga setip saat klien/keluarga
dapat membaca kembali.
b)
Melakukan bimbingan dan
evaluasi PA dalam melakukan tindakan keperawatan, apakah sesuai dengan SOP
c)
Memonitor dokumentasi
yang dilakukan oleh PA
d)
Membantu dan
memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA
e)
Melakukan tindakan
keperawatan yang bersifat terapi keperawatan dan tindakan keperawata yang tidak
dapat dilakukan oleh PA
f)
Mengatur pelaksanaan
konsul dan pemeriksaan laboratorium
g)
Melakukan kegiatan
serah terima klien dibawah tanggung jawabnya bersama dengan perawat pelaksana
h)
Melakukan evaluasi
ASKEP dan membuat catatan perkembangan klien setiap hari
i)
Melakukan pertemuan
dengan klien/keluarga minimal setiap 2 hari untuk membahas kondisi keperawatan
klien (bergantung pada kondisi klien)
j)
Bila PP cuti/libur,
tugas-tugas PP didelegasikan kepada PA yang telah ditunjuk (wakil PP) dengan
bimbingan kepala ruangan atau CCM
k)
Memberikan pendidikan
kesehatan kepada klien/keluarga
d.
Tugas
Dan Tanggung Jawab Perawat Associate (Pa)
1) Membaca
renpra yang telah ditetapkan PP
2) Membina
hubungan terapeutik dengan klien/keluarga, sebagai lanjutan kontrak yang sudah
dilakukan PP
3) Menerima
klien baru (kontrak) dan memberikan informasi berdasarkan format orientasi
klien/keluarga jika PP tidak ada di tempat.
4) Melakukan
tindakan keperawatan pada kliennya berdasarkan renpra
5) Melakukan
evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan mendokumentasikanya pada
format yang tersedia.
6) Mengikuti
visite dokter bila PP tidak di tempat
7) Memeriksa
kerapian dan kelengkapan status keperawatan
8) Membuat
laporan pergantian dinas dan setelah selesai diparaf
9) Mengkomunikasikan
kepada PP/Pj dinas bila menemukan masalah yang perlu diselesaikan
10) Menyiapkan
klien untuk pemeriksaan diagnostic, laboratorium, pengobatan, dan tindakan.
11) Berperan
serta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada klien/keluarga yang dilakukan
oleh PP
12) Melakukan
inventarisasi fasilitas ang terkait dengan timnya.
13) Membantu
tim lain yang membutuhkan
14) Memberikan
resep dan menerima obat dari keluarga klien yang menjadi tanggung jawabnya dan
berkoordinasi dengan PP.
e.
Mekanisme
pelaksanaan pengorganisasian di ruang MPKP
1)
Kepala ruangan membagi
perawat yang ada menjadi 2 tim dan tiap tim diketuai masing-masing oleh seorang
ketua tim yang terpilih melalui test
2)
Kepala ruangan
bekerjasama dengan ketua tim mengatur jadwal dinas (pagi, sore, malam)
3)
Kepala ruangan membagi
klien untuk masing-masing tim
4)
Apabila suatu ketika
satu tim kekurangan perawat pelaksana karena kondisi tertentu kepala ruangan
dapat memindahkan perawat pelaksana dari tim ke tim yang mengalami kekurangan
anggota
5)
Kepala ruangan menunjuk
penanggung jawab shift sore, malam, dan shift pagi apabila karena sesuatu hal
kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih adalah perawat
yang paling kompeten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti kepala ruangan
adalah ketua tim, sedangkan jika ketua tim berhalangan, tugasnya digantikan
oleh anggota tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten diantara anggota tim
6)
Ketua tim menetapkan
perawat pelaksana untuk masing-masing pasien
7)
Ketua tim mengendalikan
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien baik yang diterapkan oleh
dirinya maupun oleh perawat pelaksana anggota timnya
8)
Kolaborasi dengan tim
kesehatan lain yang dilakukan oleh ketua tim. Bila ketua tim karena suatu hal
tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat
paling ekspert yang ada dalam tim
9)
Masing-masing tim memiliki
buku komunikasi
10) Perawat
pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan asuhan keperawatan kepada klien yang
menjadi tanggung jawabnya.
f.
Uraian
tugas (job deskripsi) personil di MPKP
1)
Kepala
ruangan
a)
Management
approach
Ø Perencanaan
§
Menyusun visi
§
Menyusun misi
§
Menyusun filosofi
§
Menyusun rencana jangka
pendek: harian, bulanan, tahunan
Ø Pengorganisasian
§
Menyusun struktur
organisasi
§
Menyusun jadwal dinas
§
Membuat daftar alokasi
pasien
Ø Pengarahan
§
Memimpin operan
§
Menciptakan iklim
motivasi
§
Mengatur pendelegasian
§
Melakukan supervisi
Ø Pengendalian
§
Mengevaluasi indikator
mutu
§
Melakukan audit
dokumentasi
§
Melakukan survey
kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya
§
Melakukan survey
masalah kesehatan/keperawatan
b)
Compensatory
reward
§ Melakukan
penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
§ Merencanakan
dan melaksanakan pengembangan staf
c)
Professional
relationship
§
Memimpin rapat
keperawatan
§
Memimpin konferensi
kasus
§
Melakukan rapat tim
kesehatan
§
Melakukan kolaborasi
dengan dokter
d)
Pasien
care delivery
Mampu
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit tersering ditemukan
di ruang rawat
2)
Ketua
tim
a)
Management
approach
Ø
Perencanaan
Menyusun
rencana jangka pendek (rencana harian, rencana bulanan)
Ø
Pengorganisasian
§
Menyusun jadwal dinas
bersama kepala ruangan
§
Membagi alokasi pasien
kepada perawat pelaksana
Ø
Pengarahan
§ Memimpin
pre conference
§ Memimpin
post conference
§ Menciptakan
iklim motivasi di timnya
§ Mengatur
pendelegasian dalam timnya
§ Melaksanakan
supervisi kepada anggota timnya
Ø
Pengendalian
§
Mengobservasi
pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan oleh perawat
pelaksana
§
Memberikan umpan balik
pada perawat pelaksana
b)
Compensatory
reward
Menilai kinerja perawat pelaksana
Ø Professional
relationship
§
Melaksana konferensi
kasus
§
Melakukan kolaborasi
dengan dokter
Ø Patient care delivery
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan
pada pasien dengan penyakit tersering ditemukan di ruang rawat
Ø Perawat pelaksana
§
Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek
(rencana harian)
§
Patient care delivery
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan
pada pasien dengan penyakit tersering ditemukan di ruang rawat
g.
Daftar
dinas ruangan
Daftar dinas disusun
berdasarkan tim, dibuat dalam 1 minggu sehingga perawat sudah mengetahui dan
mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan jadwal dinas perawat
dilakukan oleh kepala ruangan pada hari terakhir minggu tersebut untuk jadwal
dinas pada minggu yang selanjutnya bekerjasama dengan ketua tim. Setiap tim
mempunyai anggota yang berdinas pada pagi, sore, dan malam dan yang lepas dari
dinas (libur) terutama yang telah berdinas pada malam hari.
h.
Daftar
pasien
Daftar pasien adalah
daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap tim selama 24 jam.
Setiap pasien yang mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total selama
dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar dinas tidak perlu
mencantumkan diagnosa dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien
dapat juga menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas asuhan
keperawatan pasien sehingga terwujudlah keperawatan pasien yang holistik.
Daftar pasien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan lain dan keluarga
untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan perawatan pasien. Daftar pasien di
ruangan diisi oleh ketua tim sebelum operan dengan dinas berikutnya dan dapat
dimodifikasi sesuai kebutuhan. Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi,
sore, atau malam dilakukan oleh ketua tim berdasarkan jadwal dinas.
3.
PENGARAHAN
(DIRECTING)
Dalam
pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu dikelola, jika
perlu dilakukan pendelegasian. Diruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam
bentuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a.
Menciptakan budaya
motivasi
b.
Manajemen waktu:
rencana harian
c.
Komunikasi efektif,
melalui kegiatan:
d.
Manajemen konflik
1)
Operan per shift
2)
Pre conference tim
3)
Post conference
e.
Pendelegasian dan
supervisi
Untuk
memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh staf, seorang manajer harus melakukan
upaya-upaya (Marquis&Houston, 1998) sebagai berikut:
1)
Menciptakan
iklim motivasi
Iklim motivasi dapat ditumbuhkan melalui
(Marquis&Houston, 1998):
a)
Memberikan harapan yang
jelas kepada staf dan mengkomunikasikan harapan tersebut secara efektif
b)
Bersikap fair dan
konsisten terhadap semua staf
c)
Membuat keputusan yang
bijaksana
d)
Mengembangkan konsep
kerja kelompok
e)
Mengintegrasikan
kebutuhan dan keinginan staf dengan kebutuhan dan tujuan organisasi
f)
Mengenai staf secara
pribadi dan membiarkan staf mengetahui bahwa pimpinan mengetahui keunikan
dirinya
g)
Menghilangkan blok
tradisionil antara staf dengan pekerjaan yang telah dikerjakan
h)
Memberikan tantangan
kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri
i)
Melibatkan staf dalam
pengambilan semua keputusan
j)
Memastikan bahwa staf
mengetahui alasan dibelakang semua keputusan dan tindakan
k)
Memberikan kesempatan kepada
staf untuk membuat penilaian sesering mungkin
l)
Menciptakan hubungan
saling percaya dan saling tolong dengan staf
m) Memberikan
kesempatan staf untuk mengontrol lingkungan kerjanya
n)
Menjadi role model bagi
staf
o)
Memberikan
reinforcement sesering mungkin
Di ruang MPKP penciptaan iklim motivasi diterapkan
dengan cara sebagai berikut:
a)
Budaya pemberian iklim
reinforcement positif
Reinforcement positif
adalah upaya menguatkan perilaku positif dengan memberikan reward. Reward yang
diberikan di MPKP adalah pemberian pujian yang tulus. Masing-masing staf
dibudayakan untuk memberikan pujian yang tulus diantara mereka terhadap kinerja
dan penampilan
b)
Doa bersama sebelum
memulai kegiatan
Doa bersama dilakukan
setiap pergantian dinas. Setelah selesai operan semua staf berkumpul untuk
melakukan ritual doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
Dengan berdoa diharapkan timbul self awareness dan dorongan spiritual.
c)
Memanggil staf secara
peridik untuk mengenal masalah setiap personil secara mendalam dan membantu
penyelesaiannya.
Kepala ruangan perlu
berkomunikasi secara intensif dengan semua staf baik ketua tim mapun perawat
pelaksana untuk memperat hubungan dengan semua staf, memahami problematika
masing-masing sehingga pendekatan kepada staf diseduaikan dengan kepribadian
masing-masing. Hal ini diharapkan dapat memacu motivasi staf perawat yang
bekerja di MPKP.
d)
Manajemen SDM melalui
penerapan dan pengembangan jenjang karier dan kompetensi
e)
Sistem reward yang fair
sesuai dengan kinerja
2)
Mengelola
waktu secara efisien
Tahapan manajemen waktu meliputi tiga
tahapan yaitu:
a) Membuat
perencanaan waktu dan membuat prioritas
b) Melengkapi
prioritas tertinggi kapan saja memungkinkan, menyelesaikan tugas sebelum
memulai tugas yang lain
c) Membuat
prioritas uleng berdasarkan informasi yang diterima
Dalam
MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana kerja harian
yaitu dalam bentuk perencanaan kerja melalui jadwal kerja yang disusun secara
berurutan yang disusun sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
3)
Mendemonstrasikan
keterampilan komunikasi yang terbaik
Berkomunikasi merupakan
salah satu fungsi pokok manajemen khususnya pengarahan. Komunikasi adalah
proses tukar menukar pikiran, perasaan, pendapat dan saran yang terjadi antara
dua manusia atau lebih yang bekerjasama.
a)
Penerapan
Komunikasi di MPKP
Beberapa bentuk
komunikasi di ruang MPKP
§
Operan
yaitu komunikasi dan serah terima antara
shift pagi , sore, dan malam. Operan dari dinas malam ke dinas pagi dan dinas
pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan, sedangkan operan dari dinas
sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung jawab shift sore. Operan/Timbang
Terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan kedaan klien.
Tujuan
:
o Menyampaikan
kondisi atau keadaan secara umum klien
o Menyampaikan
hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya
o Tersusunnya
rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Manfaat
:
Bagi Perawat
o Meningkatkan
kemampuan kumunikasi antar perawat
o Menjalin
hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar perawat
o Pelaksanaan
asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan
o
Perawat dapat mengikuti
perkembangan pasien secara paripurna
bagi
pasien
o
Klien dapat
menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap
Langkah-langkah
:
o Kedua
kelompok shift dalam keadaan sudah siap
o Shift
yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang
disampaikan
o Perawat
yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang
selanjutnya meliputi :
Kondisi atau keadaan
klien secara umum
Tindak lanjut untuk
dinas yang menerima operan
Rencana kerja untuk
dinas yang menerima operan
o Penyampaian
operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru
o Perawat
penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara langsung
melihat keadaan kien.
Prosedur
timbang terima :
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :
§
Persiapan
o Kedua
kelompok dalam keadaan siap
o Kelompok
yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
§
Pelaksanaan
Dalam
penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing penanggung jawab:
o
Timbang terima
dilaksanakan setiap penggantian shift/operan
o
Dari nurse station
perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara
komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan
yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu
dilimpahkan.
o Hal-hal
yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya dicatat
secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya
o Hal-hal
yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
Identitas klien
termasuk KU & TTV, serta diagnosa medik
Masalah keperawatan
yang kemungkinan masih muncul
Tindakan keperawatan
yang sudah dan belum dilaksanakan
Intervensi kolaborasi
dan dependensi
Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan
penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak
dilaksanakan secara rutin.
o Perawat
yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan
melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas
o Penyampaian
pada saat timbang terima secara singkat dan jelas
o Lama
timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
o Pelaporan
untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan oleh
perawat.
Dilaksanakan tepat pada
pergantian sihft.
Dipimpin oleh kepalah
ruangan atau penenggung jawab pasien (PP)
Diikuti oleh semua
perawat yang telah dan yang akan dinas.
Informasi yang
disampaikan harus akurat, sistematis, singkat, dan menggambarkan kondisi pasien
saat ini serta mengjaga kerahasian pasien
Timbang terima harus beorientasi pada
permasalahan pasien.
Pada saaat timbang
terima di kamar pasien menggunakan volume suara yang cukup sehingga pasien disebelahnya
tidak mendengan sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia
sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung dekat dengan klien
o Catatan :
Operan diruangan
masing-masing tim (Nurse Station) lalu
dilanjutkan di ruang pasien untuk validasi (2-3 menit)
Dilanjutkan dengan pre
comfrence (kurang lebih 10 menit)
Pada saat pre comprens,
langsung saja ke intinya, tidak perlu kata2 pembukaan, tetapi dimulai dengan
baca doa
Operan dilaksanakan
pada 30 menit sebelum pergantian dinas
Contoh :
ü Dinas
pagi
v Jam
07.30 - 08.00 wita Operan & Validasi
v Jam
08.00 - 08.15 wita Pre Comprence
v Jam
08.15 - 12.00 wita Pelayanan Keperawatan
v Jam
12.00 - 12.30 wita Istirahat/Ishoma
v Jam
12.30 - 13.00 wita Pendokumentasian
v Jam
13.00 - 13.30 wita Post Comprence
v Jam
13.30 - 14.00 wita Operan & Validasi
ü Dinas
Sore
v Jam
14.00 - 14.15 wita Pre Comprence
v Jam
14.15 - 17.30 wita Pelayanan Keperawatan
v Jam
17.30 - 18.15 wita Istirahat/Ishoma
v Jam
18.15 - 20.00 wita Pendokumentasian
v Jam
20.00 - 20.30 wita Post Comprence
v Jam
20.30 - 21.00 wita Operan & Validasi
ü Dinas
Malam
v Jam
21.00 - 21.15 wita Pre Comprence
v Jam
21.15 - 00.30 wita Pelayanan Keperawatan
v Jam
00.30 - 01.30 wita Istirahat/Ishoma
v Jam
01.30 - 05.00 wita Pelayanan Keperawatan
v Jam
05.00 - 05.30 wita Ishoma
v Jam
05.30 - 06.30 wita Pendokumentasian
v Jam
06.30 - 07.30 wita Post Comprence
Tabel I. 17.
Pedoman Operan Antar Shift
PEDOMAN OPERAN
|
Waktu Kegiatan : Awal pergantian shift (07.30,
14.00, 21.00)
Tempat : Nursing
Station/kantor perawat
Penanggung jawab : Kepala Ruangan/PJ shift
Kegiatan:
1.
Karu/PJ shift membuka
acara dengan salam
2.
PJ shift yang
mengoperkan menyampaikan:
a. Kondisi/keadaan
pasien: Dx keperawatan, tujuan yang telah tercapai, tindakan yang sudah
dilaksanakan, hasil asuhan.
b. Tindak
lanjut untuk shift berikutnya
3.
Perawat shift
berikutnya mengklarifikasi penjelasan yang sudah disampaikan
4.
Karu memimpin ronde
ke kamar pasien
5.
Karu merangkum
informasi operan, memberikan saran tindak lanjut
6.
Karu memimpin doa
bersama dan menutup acara
7.
Bersalaman
|
§
Pre conference yaitu
evaluasi Katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana
kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh Katim atau penanggungjawab tim.
Jika yang dinas pada tim tersebut hanya 1 orang, maka pre conference
ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian),
dan tambahan rencana dari Katim atau penanggung jawab tim
§
Post conference yaitu
komunikasi Katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift
dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep
tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference
dipimpin oleh Katim atau penanggungjawab tim.
Tujuan
Konfrensi
Membahas masalah setiap
klien berdasarkan renpra yang telah dibuat oleh PP
Menetapkan klien yang
menjadi tanggung jawab masing-masing PA
Membahas rencana
tindakan keperawatan untuk setiap klien pada hari itu, Rencana tindakan
didasarkan pada renpra yang ditetapkan oleh PP
Mengidentifikasi tugas
PA untuk setiap klien yang menjadi tanggung jawabnya.
Tabel I. 18.
Pedoman Pre Conference
PEDOMAN PRE DAN POST CONFERENCE
|
Waktu Kegiatan : setelah operan
Tempat : meja masing-masing
tim
Penanggung jawab : Ketua Tim/PJ tim
Kegiatan:
1.
Konferensi dihadiri
oleh PP dan PA dalam timnya masing-masing.
2.
Penyampaian
perkembangan dan permasalahan klien berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh
dinas per siff.. Hal-hal yang disampaikan oleh PP meliputi :
a. Keadaan
umum klien.
b. Keluhan
klien.
c.
Tanda-tandan vital
dan kesadaran.
d. Hasil
pemeriksaan laboraturium/diagnostic terbaru.
e.
Masalah keperawatan.
f.
Rencana keperawatan
hari ini.
g.
Perubahan terapi
medis.
h. Rencana
medis.
3.
PP mendiskusikan dan
mengarahkan PA tentang masalah yang terkait dengan keperawatan klien meliputi
:
a. Keluhan
klien yang terkait dengan pelayanan, seperti keterlambatan, kesalahan
pemberian makanan, kebisingan pengunjung lain, ketidakhadiran dokter yang
dikonsulkan.
b. Ketepatan
pemberian infuse.
c.
Ketepatan pemantauan
asupan dan haluaran cairan (I/O)
d. Ketepatan
pemberian obat oral atau injeksi.
e.
Ketepatan pelaksanaan
tindakan lain.
f.
Ketepatan
dokumentasi.
4.
Mengingatkan kembali
standar prosedur (SOP) yang
ditetapkan.
5.
Mengingatkan kembali
tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran, dan kemajuan masing-masing PA.
6.
Membantu PA
menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan.
|
§
Ronde Keperawatan
adalah Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien
yang dilaksanakan oleh perawat, disamping klien dilibatkan untuk mermbahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus terntentu harus
dilakukan oleh penanggung jawab jaga dengan melibatkan seluruh anggota tim.
Karakteristik
Klien dilibatkan secara langsung
Klien merupakan fokus kegiatan
PA, PP dan CCM melakukan diskusi bersama
CCM memfasilitasi
kreatifitas
CCM membantu
mengembangkan kemampuan PA, PP untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
Tujuan
Menumbuhkan cara berfikir secara
kritis
Menumbuhkan pemikran tentang
tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien.
Meningkatkan vadilitas data klien
Menilai kemampuan justifikasi
Meningkatkan kemampuan dalam
menilai hasil kerja
Meningkatkan kemampuan untuk
emodifikasi rencana perawatan.
Peran
Perawat primer (ketua tim) dan
perawat asosiet (anggota tim)
Dalam menjalankan pekerjaannya
perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk memaksimalkan keberhasilan yang
bisa disebutkan antara lain :
o
Menjelaskan keadaan dan data
demografi klien
o
Menjelaskan masalah keperawatan
utama
o
Menjelaskan intervensi yang belum
dan yang akan dilakukan
o
Menjelaskan tindakan selanjutnya
o
Menjelaskan alasan ilmiah
tindakan yang akan diambil
Peran perawat primer (ketua tim)
lain dan atau konsuler
o
Memberikan justifikasi
o
Memberikan reinforcement
o
Menilai kebenaran dari suatu
masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang rasional
o
Mengarahkan dan koreksi
o
Mengintegrasikan teori dan konsep
yang telah dipelajari.
Langkah-Langkah
Langkah-langkah yang diperlukan
dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
Pesiapan
o
Penetapan kasus minimal 1 hari
sebelum waktu pelaksanaan ronde
o
Pemberian informed consent kepada
klien/keluarga
Pelaksanaan Ronde
o
Penjelasan tentang klien oleh
Perawat dalam hal ini penjelasan difokuskan
o
Pada masalah keperawatan dan
rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang
perlu didiskusikan
o
Pemberian justifikasi oleh
perawat tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan
o
Tindakan keperawatan pada masalah
prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan
Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan
tindakan pada klien tersebut serta menerapkan tindakan yang perlu dilakukan.
PEDOMAN RONDE
KEPERAWATAN
|
Waktu Kegiatan : Satu hari setelah Informed
Konsent
Tempat : Ruag Perawatan Klien
Penanggung jawab : PP dan PA
Kegiatan:
1.
PP menentukan 2-3
klien yang akan di ronde
2.
Sebaiknya dipilih
klien yang membutuhkan perawatan khusus dengan masalah yang relative lebih
kompleks.
3.
Ronde dilakukan
setiap hari, terutama pada waktu ketika intensitas kegiatan di ruang
perawatan relative tenang.
4.
Waktu yang dilakukan
untuk melakukan keseluruhan ronde kurang lebih satu jam.
5.
PA mempresentasikan
kondisi klien dan tindakan yang telah dilakukan.
6.
PP memberikan masukan
kepada PA dan memberikan pujian pada hal-hal tertentu.
7.
Masalah yang
sensitive sebaiknya tidak di diskusikan di hadapan klien.
|
Aktivitas komunikasi di
MPKP dievaluasi oleh seluruh staf perawat MPKP. Evaluasi dilakukan sekali tiap
bulan.
4)
Mengelola
konflik dan memfasilitasi kolaborasi
Konflik
adalah pebedaaan pendangan atau ide antara satu orang dengan orang yang lain.
Dalam organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang yang memiliki latar
belakang yang berbeda konflik mudah terjadi. Untuk mengantisipasi terjadinya
konflik maka perlu diberdayakan upaya-upaya mengantisipasi konflik dan
mengatasi konflik sedini mungkin di ruang MPKP.
Cara penanganan konflik ada
beberapa macam, meliputi :
a)
Bersaing
Bersaing adalah
penanganan konflik dimana seseorang atau satu kelompok berupaya memuaskan
kepentingan sendiri tanpa memperdulikan dampaknya pada orang lain atau kelompok
lain. Cara ini kurang sehat apabila diterapkan karena bisa menimbulkan potensi
konflik yang lebih besar terutama pada pihak yang merasa dikalahkan.
b)
Berkolaborasi
Berkolaborasi adalah
memuaskan kedua belah pihak yang sedang berkonflik. Berbagai pihak yang
melibatkan konflik didorong menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan
jalan mencari dan menemukan persamaan kepentingan dan bukan perbedaan.
c) Menghindar
Menghindar adalah cara
menyelesaikan konflik dimana pihak yang sedang berkonflik mengakui adanya
konflik dalam interaksinya dengan orang lain tetapi menarik diri atau menekan
konflik tersebut (seakan-akan tidak ada konflik atau masalah). Cara ini tidak dianjurkan
dalam upaya penyelesaian karena masalah mendasar tidak diselesaikan,
penyelesaian yang terjadi adalah penyelesaian semu.
d) Mengakomodasi
Akomodasi adalah upaya
menyelesaikan konflik dengan cara salah satu pihak yang berkonflik menempatkan
kepentingan pihak lain yang berkonflik dengan dirinya lebih tinggi. Salah satu
pihak yang berkonflik mengalah kepada pihak yang lain.
e) Berkompromi
Kompromi adalah cara
penyelesaian konflik dimana semua pihak yang berkonflik mengorbankan
kepentingannya demi terjalinnya keharmonisan hubungan kedua belah pihak
tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu pihak yang menang atau kalah.
5)
Penerapan
manajemen konflik di MPKP
Upaya mengatasi konflik
yang diterapkan di MPKP adalah upaya berkolaborasi. Pendekatan penyelesaian
konflik yang ditempuh adalah dengan pendekatan penyelesaian masalah (problem
solving) yang meliputi :
a)
Mengidentifikasi akar
permasalahan yang terjadi dengan melakukan klarifikasi pada pihak yang
berkonflik
b)
Mengidentifikasi
penyebab timbulnya konflik
c)
Mengidentifikasi
alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin diterapkan
d)
Memilih alternatif
penyelesaian terbaik untuk diterapkan
e)
Menerapkan solusi
pilihan
f)
Mengevaluasi peredaan
konflik
Bila
pendekatan internal yang telah dilakukan untuk meyelesaikan konflik yang
terjadi belum berhasil maka Kepala Ruangan dapat berkonsultasi dengan Kepala
Seksi Perawatan atau konsultan.
Evaluasi
penyelesaian konflik dievaluasi oleh seluruh staf keperawatan MPKP.
6)
Melaksanakan
sistem pendelegasian dan supervisi
Delegasi
dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh kepala ruangan
kepada ketua tim, ketua tim kepada perawat pelaksana. Pendelegasian dilakukan
melalui mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini
dilakukan secara berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
pendelegasian terencana dan pendelegasian insidentil.
Pendelegasian
terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai konsekuensi
sistem penugasan yang diterapkan diruang MPKP. Bentuknya dapat berupa:
a)
Pendelegasian tugas
kepala ruangan kepada ketua tim untuk menggantikan tugas sementara karena
alasan tertentu
b)
Pendelegasian tugas
kepala ruangan kepada penanggung jawab shift
c)
Pengdelegasian ketua
tim kepada perawat pelaksana dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah
direncanakan
Pendelegasian
insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir.
Dalam hal ini yang mengatur pengdelegasian adalah kepala seksi keperawatan,
kepala ruangan, ketua tim atau penanggung jawab shift tergantung kepada
personil yang berhalangan. Mekanismenya sebagai berikut:
§
Bila kepala ruangan
berhalangan, kepala seksi menunjuk salah satu ketua tim untuk menggantikan
tugas kepala ruangan
§
Bila ketua tim
berhalangan hadir maka kepala ruangan menunjuk salah satu anggota tim (perawat
pelaksana) yang menjalankan tugas ketua tim
§
Bila ada perawat
pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim kekurangan personil maka
kepala ruangan/penanggung jawab shift berwenang memindahkan perawat pelaksana
dari tim lain masuk tim yang kekurangan personil tersebut atau katim
melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir
7)
Prinsip-prinsip
pengdelegasian tugas tugas di MPKP yaitu:
a)
Pengdelegasian tugas
yang terencana harus menggunakan format pendelegasian tugas
b)
Personil yang menerima
pengdelegasian tugas adalah personil yang berkompeten setara dengan kemampuan
yang digantikan tugasnya
c)
Uraian tugas yang
didelegasikan harus dijelaskan secara verbal secara terinci, baik lisan maupun
tertulis
d) Pejabat
yang mengatur pengdelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas dan
menjadi rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi
e) Setelah
selesai pengdelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan dan
hasilnya
Pengdelegasian tugas di
MPKP dievaluasi dengan menggunakan instrumen yang diisi oleh seluruh staf
perawat dengan cara self evaluasi
Supervisi atau
pengawasan adalah proses memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tujuan
organisasi dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
tersebut. Dalam struktur organisasi, supervisi biasanya dilakukan oleh atasan
terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. Supervisi tidak diartikan
sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapilebih kepada pengawasan
partisipatif yaitu dalam proses pengawasan dihargai dahulu pencapaian atau hal
positif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk hal yang masih kurang
agar meningkat.
8)
Penerapan
supervisi di MPKP
Di MPKP, kegiatan
supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan pelayanan di MPKP
sesuai dengan standar mutu profesional yang telah ditetapkan. Supervisi
dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi baik dalam manajemen maupun
asuhan keperawatan serta menguasai pilar-pilar profesionalisme yang diterapkan
di MPKP. Untuk itu pengawasan berjenjang dilakukan sebagai berikut :
a)
Kepala Seksi
Keperawatan atau Konsultan melakukan pengawasan terhadap Kepala Ruangan
b)
Kepala Ruangan
melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan Perawat Pelaksana
c)
Ketua Tim melakukan
Pengawasan terhadap Perawat Pelaksana
Materi
supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing
staf perawat yang disupervisi. Untuk Kepala Ruangan, materi supervisi adalah
kemampuan managerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua Tim
disupervisi terkait dengan kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan
keperawatan. Sedangkan perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan
asuhan keperawatan yang dilaksanakan.
Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi
staf maka perlu disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing
staf yang sudah dipahami oleh staf dan jadwal pasti dalam supervisi.
Contoh jadwal supervisi
No
|
Waktu
|
Supervisor
|
Yang
disupervisi
|
Materi
Supervisi
|
1.
2.
3.
4.
|
6/5/09
12/5/09
20/5/09
25/5/09
|
Karu
Karu
Katim 1
Katim 2
|
Katim 1
Katim 2
Perawat asosiet : Nn. M
Perawat asosiet : Tn, J
|
Memimpin pre conference
Memimpin pre conference
Askep : diare
Askep : Gastritis
|
Aktivitas
supervisi dievaluasi oleh kepala ruangan dan Ketua Tim yang melakukan supervisi
dengan self evaluasi.
Catatan
:
1. Ronde
dilakukan tiap kali dalam dua minggu
2. Kontrak
waktu dengan klien
3. Inform
Consent dilakukan satu hari sebelum ronde
DAFTRA
PUSTAKA
Nursalam, 2006, Manajemen
Keperawatan Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan Profesional, Ed 2, SM, Jakarta.
Sitorus Ratna, Yulia, 2005, Model
Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit Panduan Implementasi,.
EGC, Jakarta
Ratna Sitorus, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah
Sakit,. EGC, Jakarta